Sensor dan Tranduser (Materi Kelas
XI Semester 1)
1. Tranduser
Transduser berasal dari kata “traducere”
dalam bahasa Latin yang berarti mengubah. Sehingga transduser dapat
didefinisikan sebagai suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke bentuk
energi yang lain. Bagian masukan dari transduser disebut sensor, karena
bagian ini dapat mengindera suatu kuantitas fisik tertentu dan mengubahnya
menjadi bentuk energi yang lain.Kita mengenal ada enam macam energi, yaitu :
radiasi, mekanik, panas, listrik, dan kimia.
Dari sisi
pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Transduser
pasif, yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari
luar.
Contohnya :
thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi
listrik yaitu tegangan listrik, maka thermistor harus dialiri arus listrik.
Ketika hambatan thermistor berubah karena pengaruh panas, maka tegangan listrik
dari thermistor juga berubah
2. Transduser
aktif, yaitu transduser yang bekerja tanpa tambahan energy dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Contohnya :
Termokopel. Ketika menerima panas, termokopel langsung
meng-hasilkan tegangan listrik tanpa membutuhkan energi dari luar.
Pemilihan Transduser
Pemilihan suatu transduser sangat
tergantung kepada kebutuhan pemakai dan lingkungan di sekitar pemakaian. Untuk
itu dalam memilih transduser perlu diperhatikan beberapa hal di bawah ini:
1. Kekuatan,
maksudnya ketahanan atau proteksi terhadap beban lebih
2. Linieritas, yaitu kemampuan untuk menghasilkan
karakteristik masukan-keluaran yang linier
3. Stabilitas tinggi, yaitu kesalahan pengukuran yang
kecil dan tidak begitu banyak terpengaruh oleh faktor-faktor lingkungan
4. Tanggapan dinamik yang baik, yaitu keluaran segera
mengikuti masukan dengan bentuk dan besar yang sama
5. Repeatability : yaitu kemampuan untuk menghasilkan
kembali keluaran yang sama ketika digunakan untuk mengukur besaran yang sama,
dalam kondisi lingkungan yang sama
6. Harga. Meskipun faktor ini tidak terkait dengan
karakteristik transduser sebelumnya, tetapi dalam penerapan secara nyata
seringkali menjadi kendala serius, sehingga perlu juga dipertimbangkan.
2. Sensor
Macam – macam sensor
1. Sensor Cahaya
a) Fotovoltaic atau sel solar
Adalah alat sensor sinar yang mengubah energi sinar
langsung menjadi energi listrik. Sel solar silikon yang modern pada dasarnya
adalah sambungan PN dengan lapisan P yang transparan. Jika ada cahaya pada
lapisan transparan P akan menyebabkan gerakan elektron antara bagian P dan N,
jadi menghasilkan tegangan DC yang kecil sekitar 0,5 volt per sel pada sinar
matahari penuh. Sel fotovoltaic adalah jenis tranduser sinar/cahaya
b) Fotokonduktif
Energi yang jatuh pada sel fotokonduktif akan
menyebabkan perubahan tahanan sel. Apabila permukaan alat ini gelap maka
tahanan alat menjadi tinggi. Ketika menyala dengan terang tahanan turun pada
tingkat harga yang rendah.
2. Sensor Suhu
Ada 4 jenis
utama sensor suhu yang biasa digunakan :
a) Thermocouple
Thermocouple pada pokoknya terdiri dari sepasang
penghantar yang berbeda disambung las dilebur bersama satu sisi membentuk “hot”
atau sambungan pengukuran yang ada ujung-ujung bebasnya untuk hubungan dengan
sambungan referensi. Perbedaan suhu antara sambungan pengukuran dengan
sambungan referensi harus muncul untuk alat ini sehingga berfungsi sebagai
thermocouple.
b) Detektor Suhu Tahanan
Konsep utama dari yang mendasari pengukuran suhu
dengan detektor suhu tahanan (resistant temperature detector = RTD) adalah
tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan
variasi ini adalah presisi dan
dapat diulang lagi sehingga memungkinkan pengukuran
suhu yang konsisten melalui
pendeteksian tahanan. Bahan yang sering digunakan RTD
adalah platina karena kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.
c) Thermistor
Adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya
mempunyai koefisien suhu negatif. Karena suhu meningkat, tahanan menurun dan
sebaliknya. Thermistor sangat peka (perubahan tahanan sebesar 5 % per °C) oleh
karena itu mampu mendeteksi perubahan kecil di dalam suhu.
d) Sensor Suhu Rangkaian Terpadu (IC)
Sensor suhu dengan IC ini menggunakan chip silikon
untuk elemen yang merasakan (sensor). Memiliki konfigurasi output tegangan dan
arus. Meskipun terbatas dalam rentang suhu (dibawah 200 °C), tetapi
menghasilkan output yang sangat linear di atas rentang kerja.
3. Sensor Tekanan
Prinsip kerja dari sensor tekanan ini adalah mengubah
tegangan mekanis menjadi sinyal listrik. Ukuran ketegangan didasarkan pada
prinsip bahwa tahanan pengantar berubah dengan panjang dan luas penampang. Daya
yang diberikan pada kawat menyebabkan kawat bengkok sehingga menyebabkan ukuran
kawat berubah dan mengubah tahanannya
Sumber :elinsmkamga.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar