Copyright : Galery Zone - : http://galeryzone.blogspot.com/2012/07/widget-clock-lucu-imut.html#ixzz2DgxjbHMm

Kamis, 29 November 2012

Materi Biologi Semester 2

Teknologi Yang Berkaitan Dengan Sistem Pernapasan
  1. Intubasi endotrakea dan trakeostomi
Kedua cara ini dilakukan untuk menjaga agar trakea tetap terbuka. Intubasi endotrakea sering dilakukan terhadap pasien yang baru saja menjalani oprasi. Caranya adalah dengan memasukkan selang didalam trakea. Cara lain yang sering dilakukan saat ini adalah trakeostomi, yaitu dengan melubangi trakea. Trakeostomi umumnya dilakukan oleh ahli bedah untuk memasukkan alat untuk mengeluarkan sekresi dari cabang bronkus atau saluran pernapasan lain untuk meningkatkan kerja paru-paru.
  1. Radiasi menggunakan sinar X
Penyinaran bagian dalam (rontgen) sering dilakukan untuk mendiagnosis penyakit alat pernapasan, misalnya kanker, paru-paru. Cara kerja alat rontgen adalah sebagai berikut.
1)      Pasien menarik napas dalam-dalam dan berdiri tegak menghadap lapisan film.
2)      Mesin rontgen berada sekitar dua meter di belakang pasien.
3)      Sinar X akan menyinari bagian tubuh dari belakang, masuk melewati tubuh dan keluar dari bagian depan.
Metode ini disebut PA (Posterior ke anterior), merupakan metode yang umum dilakukan. Jika mesin ada si depan  pasien sehingga sinar x masuk dari bagian depan dan keluar di bagian belakang, metodenya disebut AP (anterior ke posterior).

Sumber :nurfitrisari.blogspot.com

Materi Kimia Semester 2


KOLOID (KELAS XI)

  1. KOMPONEN DAN PENGELOMPOKAN SISTEM KOLOID
Sistem koloid terdiri atas fase terdispersi dangan ukuran tertentu dalam medium pendespersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendespersikan disebut medium pendispersi.
  1. Pengertian koloid
Koloid adalah suatu suspensi partikel-partikel kecil yang mempunyai ukuran tertentu dalam suatu medium kontinyu.
  1. Macam-macam Sistem dispersi
Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang didispersikan, sistem dispersi dapat dibedakan menjadi:
1.       Dispersi kasar (suspensi) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih besar daripada 100 milimikron.
2.       Dispersi halus adalah partikel-partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 sampai dengan 100 milimicron.
3.       Dispersi molekular (larutan sejati) adalah partikel-partikel zat yang didispersikan lebih kecil daripada 1 milimicron.
Tabel Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi.
Aspek yang dibedakan
Sistem Dispersi
Larutan Sejati
Koloid
Suspensi
Bentuk campuran
Homogen
Homogen
Heterogen
Bentuk dispersi
Dispersi molekul
Dispersi padatan
Dispersi padatan
Penulisan
X(aq)
X(s)
X(s)
Ukuran Partikel
< 1 nm
1 nm – 100 nm
>100 nm
Fasa
Tetap homogen
Heterogen
Heterogen
Penyaringan
Tidak dapat disaring dengan kertas saring maupun saringan permeable
Tidak dapat disaring dengan kertas saring biasa, tapi dapat disaring dengan saringan pemeable
Dapat disaring dengan kertas saring biasa
Pemeriksaan
Tidak dapat diamati dengan microscope biasa, tapi tramati dengan microscope elektron
Dapat diamati dengan microscope ultra.
Dapat diamati dengan microscope biasa.

  1. Klasifikasi Sistem Dispersi Koloid
Dalam sistem koloid, fase dispersi dan medium pendispersi dapat berupa zat padat, zat cair, atau gas.
Berdasarkan hubungan antara fase dispersi dengan medium dispersi, macam sistem koloid dapat dibagi menjadi:
No.
Fase terdispersi
Fase Pendispersi
Nama sistem koloid
Contoh sistem koloid
1.
Cair
Gas
Aerosol cair
Kabut, awan
2.
Cair
Cair
Emulsi
Air susu, santan
3.
Cair
Padat
Emulsi
Jelly, mutiara, keju
4.
Padat
Gas
Aerosol padat
Asap, Debu di udara
5.
Padat
Cair
Sol
Cat, Tinta, kanji
6.
Padat
Padat
Sol padat
Kaca berwarna, intan hitam
7.
Gas
Cair
Busa, buih
Buih sabun, krim krim kocok
8.
Gas
Padat
Busa padat
Batu apung, karet busa

  1. Aerosol
Aerosol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat. Sedangkan jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosal cair.
Contoh aerosol padat: asap dan debu dalam udara
Contoh aerosol cair: kabut dan awan
  1. Sol
Sol adalah sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam zat cair
Contoh sol: air sungai adalah sol dari lempung (tanah liat) dalam air, sol sabun, sol detergen, sol kanji, tinta tulis, dan cat.
  1. Emulsi
Emulsi adalah sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain.
Ada dua macam emulsi, yaitu:
    1. Emulsi minyak dalam air (M/A); contohnya santan, susu, dan lateks.
    2. Emulsi air dalam minyak (A/M); contohnya mayonnaise, minyak bumi, dan minyak ikan.
  1. Buih
Buih adalah
sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. Contohnya buih sabun.
  1. Gel
Gel adalah koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair). Contohnya agar-agar, lem kanji, selei, gelatin, gel, sabun, dan gel silika.
  1. Sifat-sifat koloid
Beberapa sifat-sifat koloid yang khas, yaitu:
    1. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah suatu efek penghamburan berkas sinar oleh partikel-partikel yang terdapat dalam sistem koloid, sehingga jalannya berkas sinar terlihat.
    1. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerakan terpatah-terpatah (gerak zig-zag) yang terus-menerus dalam sistem koloid
    1. Diffusi dan Filtrasi
Partikel koloid lebih sulit berdifusi bila dibandingkan dengan larutan sejati. Hal ini disebabkan ukuran partikel koloid lebih besar dibandingkan dengan partikel larutan sejati. Selain itu ukuran partikel koloid juga menyebabkan partikel koloid tidak dapat disaring dengan kertas biasa, tetapi harus dengan penyaring ultra.
Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan zat/partikel/molekul pada permukaan diri zat tersebut sehingga koloid akan memiliki muatan listrik. Antara partikel koloid dengan ion-ion yang diadsorpsi akan membentuk beberapa lapisan, yaitu:
1. Lapisan pertama ialah lapisan inti yang bersifat netral, terdiri atas partikel koloid netral.
2. Lapisan ion dalam ialah lapisan ion-ion yang diadsorpsi oleh koloid.
3. Lapisan ion luar
    1. Kesetabilan koloid
Kesetabilan kolid ditentukan oleh muatan listrik yang dikandung partikel koloid. Muatan listrik dapat dilucuti, misalnya dengan penambahan zat yang bersifat elektrolit, akibatnya akan terjadi penggumpalan koloid atau pengendapan koloid
    1. Elektroforesis
Elektroforesis adalah peristiwa pemisahan koloid yang bermuatan. Partikel-partikel koloid yang bermuatan dengan bentuan arus listrik akan mengalir ke masing-masing elektroda yang bermuatannya berlawanan. Partikel yang bermuatan positif bergerak menuju ke elektroda positif.
    1. Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang dapat melindungi koloid dari proses koagulasi atau penggumpalan. Ada beberapa koloid pelindung yang digunakan pada emulsi, misalnya casein dalam susu. Jenis koloid ini disebut emuglatol.
    1. Dialisis
Dialisis adalah proses penyaringan koloid dengan menggunakan kertas perkamen atau membran yang diletakan di dalam air yang mengalir
    1. Koloid Liofil dan koloid Liofob
Umumnya terjadi pada koloid yang fase terdispersinya padatan dan mediumnya cairan atau berupa sol, sehingga lebih dikenal sebagai sol liofil atau sol liofob.
Sol liofil adalah sol di mana fase terdispersinya senang akan medium pendispersinya (senang akan cairan) atau di katakan juga afinitas atau daya tarik terhadap mediumnya sangat kuat.
Sol liofob adalah kebalikan dari sol liofil, di mana partikel fase terdispersinya kurang/tidak senang akan cairannya (mediumnya).
Perbedaan antara koloid liofob dengan koloid liofil dapat disimak pada tabel dibawah ini .
No.
Koloid liofil
Koloid liofob
1.
Partikel tidak dapat dilihat dengan microscope ultra
Partikelnya dapat dilihat denan microscope ultra
2.
Tidak menunjukan peristiwa elektroforesis
Menunjukan peristiwa elektroforesis
3.
Tidak mengalami koagulasi bila diberi sedikit elektrolit
Mengalami koagulasi jika diberi elektrolit
4.
Memiliki viskositas besar
Viskositas mirip medium pendispersinya
5.
Tegangan permukaan kecil
Tegangan permukaan mirip medium pendispersinya
6.
Tidak menjukan gerak brown
Menunjukan gerak brown yang jelas
7.
Pada penguapan atau pendinginan menghasilkan gel, yang akan membentuk sol lagi bila diberi medium pendispersinya
Pada penguapan atau pendinginan akan menghasilkan koagulasi, tidak membentuk sol kembali bila diberi medium pendispersinya.

  1. PEMBUATAN KOLOID
Larutan koloid dapat dibuat dengan dua cara, yaitu:
    1. Kondensasi
Kondensasi adalah penggabungan partikel-partikel halus (molekuler) menjadi partikel yang lebih besar. Pembuatan koloid dengan cara ini dilakukan melalui:
      1. Cara Kimia
Partikel koloid dibentuk melalui reaksi-reaksi kimial seperti reaksi hidrolisis, reaksi reduksi-oksidasi, atau reaksi subtitusi.
        1. Hidrolisis
Hidrolisis merupakan reaksi zat dengan air.
Contoh : pembuatan sol Besi(III)hidroksida, sol Al(OH)3
Sol besi (III)hidroksida dibuat dari larutan FeCl3 dengan air mendidih.
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
Coklat
AlCl3(aq) + 3 H2O(l) Al(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
Putih
        1. Reaksi reduksi-oksidasi
CONTOH :
a. Gas H2S dialirkan dalam larutan SO2 membentuk sol belerang
2H2S + SO2 → 2H2O + 3S
b. AuCl3 dimasukkan dalam air dan dipanaskan sera ditambah formalin encer akan terbentuk sol logam (sol emas)
2 AuCl3 + 3 H2 O + 3HCOH → 2Au + 6HCl + 3HCOOH
Reaksi reduksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi
2.       Reaksi subtitusi
Reaksi subtitusi merupakan reaksi penggantian, misalnya pengggantian ion.
3.       Cara Fisika
Dilakukan dengan jalan menurunkan kelarutan dari zat terlarut, yaitu dengan jalan pendinginan atau mengubah pelarut sehingga terbentuk satu sol koloid.
    1. Cara Dispersi
Pembuatan koloid dengan cara dispersi merupakan pemecahan partikel-partikel kasar menjadi partikel yang lebih halu/ lebih kecil; dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
      1. Cara Mekanik
Dengan cara ini butir-butir kasar digerus dengan lumpung atau penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu kemudian diaduk dengan medium dispersi
Contoh:
Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama dengan suatu zat inert (seperti Gula Pasir), kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air (seperti yang dilakukan dalam praktikum)
      1. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselusosa oleh aseton, karet oleh bensin, dan lain-lain.
      1. Cara Busur Bredig
Digunakan untuk membuat sol-sol logam, logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektroda yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik diantara kedua ujungnya. Mula-mula atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu mengalami kondensasi sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara ini merupakan penggabungan antara cara dispersi dengan cara kondensasi
Sumber :learningchemistryisfun.blogspot.com

Materi Fisika Semester 2


FLUIDA
FLUIDA STATIS

Fluida ( zat alir
) adalah zat yang dapat mengalir, misalnya zat cair dan gas. Fluida dapat digolongkan dalam dua macam, yaitu fluida statis dan dinamis.
TEKANAN HIDROSTATIS
Tekanan hidrostatis ( Ph) adalah tekanan yang dilakukan zat cair pada bidang dasar tempatnya.

PARADOKS HIDROSTATIS
Gaya yang bekerja pada dasar sebuah bejana tidak tergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada luas dasar bejana ( A ), tinggi ( h ) dan massa jenis zat cair ( r )
dalam bejana.
Ph = r g h
Pt = Po + Ph
F = P h A = r g V
r = massa jenis zat cair
h = tinggi zat cair dari permukaan
g = percepatan gravitasi
Pt = tekanan total
Po = tekanan udara luar
HUKUM PASCAL
Tekanan yang dilakukan pada zat cair akan diteruskan ke semua arah sama.
P1 = P2 ® F1/A1 = F2/A2
HUKUM ARCHIMEDES
Benda di dalam zat cair akan mengalami pengurangan berat sebesar berat zat cair yang dipindahkan.
Tiga keadaan benda di dalam zat cair:
a. tenggelam: W>Fa Þ rb > rz

b. melayang: W = Fa Þ rb = rz

c. terapung: W=Fa Þ rb.V=rz.V' ; rb<rz
W = berat benda
Fa = gaya ke atas = rz . V' . g
rb = massa jenis benda
rz = massa jenis fluida
V = volume benda
V' = volume benda yang berada dalam fluida
Akibat adanya gaya ke atas ( Fa ), berat benda di dalam zat cair (Wz) akan berkurang menjadi:
Wz = W - Fa
Wz = berat benda di dalam zat cair
TEGANGAN PERMUKAAN
Tegangan permukaan ( g) adalah besar gaya ( F ) yang dialami pada permukaan zat cair persatuan panjang(l)
g = F / 2l
KAPILARITAS
Kapilaritas ialah gejala naik atau turunnya zat cair ( y ) dalam tabung kapiler yang dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena pengarah adhesi dan kohesi.
y = 2 g cos q / r g r

y = kenaikan/penurunan zat cair pada pipa (m)
g = tegangan permukaan (N/m)
q = sudut kontak (derajat)
p = massa jenis zat cair (kg / m3)
g = percepatan gravitas (m / det2)
r = jari-jari tabung kapiler (m)

FLUIDA DINAMIS
Sifat Fluida Ideal:
- tidak dapat ditekan (volume tetap karena tekanan)
- dapat berpindah tanpa mengalami gesekan
- mempunyai aliran stasioner (garis alirnya tetap bagi setiap partikel)
- kecepatan partikel-partikelnya sama pada penampang yang sama
HUKUM BERNOULLI
Hukum ini diterapkan pada zat cair yang mengalir dengan kecepatan berbeda dalam suatu pipa.
CEPAT ALIRAN (DEBIT AIR)
Cepat aliran (Q) adalah volume fluida yang dipindahkan tiap satuan waktu.
Q = A . v
A1 . v1 = A2 . v2
v = kecepatan fluida (m/det)
A = luas penampang yang dilalui fluida

Sumber :artikel-tantysulis.blogspot.com